photo anigif2.gif

05/08/11

Perjalanan Kesuksesan Warung Daun

Sungguh luar biasa wanita yang satu ini. Ia sangat pandai mengolah bakat dan minat-nya di dunia wanita sehingga menjadi bisnis yang memberikan pemasukan besar bagi ia dan keluarganya.

Dari mulai memasak, menjahit, merajut, sampai menjadi motivator bagi para wanita, semuanya ia tekuni dengan keserius-an. Alhasil, keberhasilan sebagai wanita yang sukses pun diraihnya.
Aji Leddy Susanti, begitulah nama lengkapnya. Sebagai wanita yang aktif, aneka kesibukan selalu me-warnai hari-harinya. Saat ini, akti-vitas utamanya adalah mengelola restoran terkenal miliknya di Jakarta, Warung Daun, yang kini telah tersebar menjadi tiga cabangdi Jl. Wolter Monginsidi, Jl. Pakubu-wono, dan Jl. Cikini Raya. Warung Daun telah berdiri sejak tahun 2003 dan sejak itu menjadi salah satu restoran yang meramaikan kancah kuliner di Ibukota. Restoran yang mengincar pasar menengah ke atas ini memiliki menu masakan Indonesia yang bervariasi, di mana sekitar 70% dari menunya dirancang oleh Leddy, begitu ia biasa dipanggil. Saat ini, Warung Daun sudah menyerap tenaga kerja sekitar 100 orang.

Leddy menghabiskan masa kecilnya di Samarinda, di mana ia tumbuh menjadi anak yang aktif dan senang mempelajari segala hal, dari mulai belajar menari tradisional, modelling, merajut dan menjahit, sampai memasak. Insting bisnis yang besar di dalam dirinya membuatnya jeli melihat berbagai peluang usaha. Apalagi sejak menikah dengan Hariyanto Prayitno, yang meski bekerja di salah satu BUMN tetapi juga memiliki passion untuk berwiraswasta.

Didukung oleh suaminya, bermacam-macam usaha telah dijalankan oleh Leddy. Di Samarinda dan Bontang, dua kota tempat mereka berdomisili beberapa tahun silam, Leddy mengembangkan bisnis catering dan parcel hari raya. Ia juga sering membuat aneka kerajinan tangan seperti bunga hiasan rumah dan bantal berbentuk hati yang laku keras diborong tetangga dan teman-temannya. Selain berbisnis, Leddy juga aktif menjadi penyiar di radio Khatulistiwa, sebuah radio lokal di Bontang, Kalimantan, menggunakan nama beken Susan.

Ketika pindah ke Jakarta, Leddy dan suaminya mencoba membuka restoran kecil di Jl. Birah I, Jakarta Selatan, selama dua tahun. Ekspansi usaha pun dilakukan dengan membuka Warung Daun di cabangnya yang pertama yakni di Jl. Wolter Monginsidi. Warung Daun pun segera menuai kesuksesan karena lokasinya strategis, masakannya enak, menunya bervariasi, dan pelayanannya optimal. Konsepnya yang Go Organic dalam pemilihan bahan masakan dan tidak menggunakan MSG (penyedap rasa) membuat Warung Daun mendapat tempat istimewa di hati pecinta kuliner di Ibukota.

Selain mengelola Warung Daun bersama suaminya, wanita yang masih keturunan dinasti Mulawarman dari Kutai, Kalimantan ini juga senang mendesain tas. Saat ini, Leddy memproduksi sendiri tas ran-cangannya yang diberi label Lady Majore, yang artinya perempuan cantik. Keinginan merancang tas didorong oleh misinya untuk me-nyediakan tas yang terjangkau tetapi stylish dan up to date. Dalam merancang tas, ia menggunakan berbagai macam jenis bahan, dari mulai bahan bulu, batik, kulit asli, dan lain-lain. Tas rancangannya pun dibuat secara ekslusif dalam jumlah terbatas, misalnya satu desain hanya diproduksi beberapa buah dengan ukuran atau warna yang berbeda.

Selain menjualnya di tiap cabang Warung Daun, Leddy menggunakan teknik berjualan lewat internet untuk memperkenalkan dan memasarkan tas-tas rancangannya tersebut. Leddy memang gape teknologi informatika, oleh sebab itu ia tak mau ketinggalan memanfaatkan jaringan internet untuk berjualan, baik melalui blog, situs jaringan pertemanan, dan website jual-beli barang. Ajang bazaar juga sering diikutinya, termasuk promosi dari mulut ke mulut kerabat dan teman-temannya untuk mempublikasikan tas Lady Majore.

Jika berbicara mengenai hobi, ibu dari tiga orang anak bernama Nada (28), Dewa (13), dan Arung (11) ini gemar sekali travelling. Setelah puas berkeliling Indonesia, Leddy pun merambah kunjungan wisatanya ke Eropa dan Asia. Jika berwisata, ia hanya sedikit menggunakan waktu untuk berbelanja, sementara sisa waktunya dihabiskan untuk me-ngunjungi tempat-tempat wisata yang menarik. Dari semua negara yang pernah dikunjunginya, yang paling berkesan adalah kunjungannya ke makam Fir'aun di Mesir dan Seaworld di Jepang.

Salah satu cita-cita yang sangat ingin diwujudkan Leddy adalah ingin memiliki sebuah pabrik yang memproduksi barang-barang ke-butuhan perempuan, di mana seluruh karyawannya adalah perempuan. Hal itu timbul dari impian Leddy untuk membuat para wanita lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Ia juga ingin mengangkat taraf hidup para wanita dengan membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk mereka.

Selain itu, Leddy juga berharap bisa membuka lembaga kursus aneka ketrampilan untuk para wanita, seperti memasak, medesain, dan menjahit. Leddy yang mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid ini merasakan pendidikan formal dan kursus-kursus yang pernah diikutinya sangat membantu karir dan usahanya, karena itu ia ingin sekali dapat membagikan keahlian dan ketrampilannya kepada orang lain yang berminat mempelajarinya. Sejauh ini, Leddy sering memberikan coaching kepada ibu-ibu Dharma Wanita di tempat suaminya dulu pernah bekerja mengenai tips-tips berwirausaha.

Dalam kehidupannya, Leddy berprinsip untuk menjalani hidup secara maksimal, tanpa terlalu banyak berpikir dan berharap. Pesan Leddy kepada para wanita yang ingin sukses adalah untuk tidak takut mencoba segala hal. "Jika kita harus melakukan sesuatu, lakukan saja, selama hal tersebut tidak membuat kita mati," ujar wanita berusia 49 tahun ini memberi nasihat. "Sebenarnya semua orang pasti bisa melakukan apapun, tapi biasanya mereka malas mencoba, padahal kalau mereka mau mencoba, dengan usaha dan ketekunan mereka pasti bisa. Karena itu, lakukan saja tanpa banyak berpikir dan berdalih. Pasti Anda bisa," begitu ia menambahkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masa sih cuma baca2 dooang..Kasih Komen lho.....hehe...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Menarik lain